KAP TAMBUNAN & NASAFI
Cloud Accounting Dengan Fitur Multi-Factor Authentication

Bagi Anda pengguna aplikasi akuntansi, Anda pasti mengetahui bahwa akun (credential) merupakan suatu hal yang sangat rahasia dalam Perusahaan. Masing-masing akun membawa suatu akses bagi informasi Perusahaan. Akses itu sendiri juga dapat berbeda bagi setiap akun, tergantung dari posisi pengguna dalam Perusahaan. Itulah mengapa akun harus dijaga kerhasiaannya, baik di kalangan internal Perusahaan, terlebih lagi dari pihak ekternal.

Berdasarkan salah ketentuan Pengendalian Aplikasi oleh Information Systems Audit and Control Association (ISACA), suatu aplikasi akuntansi harus dapat memastikan bahwa hanya pengguna yang terotorisasi yang dapat mengakses sistem. Cara umum yang digunakan oleh seluruh aplikasi akuntansi untuk memenuhi ketentuan tersebut adalah dengan suatu akun (credential).

Namun, pernahkah Anda bayangkan jika ada orang lain yang mencuri akunAnda dan mengakses sistem dengan emaildan password Anda? Apakah aplikasi dapat memastikan bahwa itu benar adalah Anda dibalik akun tersebut? Terlebih lagi jika akun Anda memiliki banyak akses dalam sistem, tidakkah kebocoran akses sangat berbahaya?

Jika kontrol terhadap akses hanya didasarkan pada akun, maka ketika akun Anda dicuri orang lain, aplikasi tetap akan mengizinkan. Selama emaildan password yang dimasukkan adalah benar, aplikasi akan mengasumsikan akses adalah valid dan Anda dapat menjelajahi sistem, tidak peduli “siapa” dibalik akun tersebut.

Apabila Anda memiliki ketakutan atas situasi di atas, XERO dapat memberikan solusi atas permasalahan Anda. Dengan fitur Multi-Factor Authentication, XERO menerapkan 2 lapisan pengamanan untuk akun Anda. Selain memasukkan emaildan password, Anda juga akan diminta untuk memverifikasi login dari ponsel Anda (jika menggunakan XERO Verify) atau memasukkan kode autentikasi dari aplikasi authenticator pada ponsel Anda (jika menggunakan aplikasi authenticator lain) yang sebelumnya sudah di set-up. Siapa yang tidak memegang ponsel sekarang ini? Kecil kemungkinannya. Dengan begitu, pembuktian keaslian pengguna akun akan lebih terpercaya.

Set-Up­ fitur Multi-Factor Authentication

Pada saat pertama kali membuat akun XERO, Anda akan diarahkan untuk set-up Perusahaan terlebih dahulu. Kedua kalinya Anda login, baru Anda akan diarahkan untuk set up fitur Multi-Factor Authentication hanya dengan 4 langkah berikut.

1. Pada bagian Intro, silakan klik tombol “Set-up multi-factor authentication” pada gambar di bawah.
2. Setelah itu Anda akan lanjut ke langkah kedua yaitu “Choose an app” dan akan diarahkan untuk memilih aplikasi authenticator, dimana Anda dapat memilih untuk menggunakan XERO Verify atau aplikasi aunthenticatior lain yang Anda miliki.
XERO Verify adalah aplikasi authenticator yang dikembangkan oleh XERO khusus untuk autentikasi login pengguna. Kelebihan menggunakan XERO Verify adalah push notification pada ponsel Anda, sehingga ketika Anda login pada web, Anda hanya perlu klik “Yes” atau “No” untuk memastikan apakah aktivitas login tersebut benar adalah Anda. Berbeda ketika Anda menggunakan aplikasi authenticator lain, Anda diharuskan untuk memasukkan kode autentikasi pada aplikasi authenticator di ponsel Anda ke web setiap kali Anda login.

3. Jika Anda sudah memilih aplikasi authenticator, maka saatnya ada untuk set-up aplikasi authenticator Anda dengan scan QR Code pada gambar di bawah, lalu klik “Continue”.

4. Langkah terakhir, Anda akan diminta untuk memasukkan email back-up (selain email akun XERO) sebagai alternative ketika ponsel tidak ditangan saat Anda akan login, atau Anda dapat menggantinya dengan pertanyaan keamanan, mana yang menurut Anda lebih efektif untuk mencegah kebocoran akses sesuai tampilan di bawah.
Ketika Anda sudah menjalankan 4 langkah di atas, set-up fitur Multi-Factor Authentication telah selesai dan proteksi rangkap telah aktif. Pada login selanjutnya, Anda akan diminta untuk memverifikasi login atau memasukkan kode autentikasi dari aplikasi authenticator pada ponsel Anda.

Dua lapisan proteksi pada saat login memang membutuhkan langkah tambahan. Namun, jika itu dapat meningkatkan keamanan akun Anda, bukankah itu lebih baik?

Tertarik untuk mencoba aplikasi ini? silahkan hubungi kami via e-mail marketing@kaptnn.com atau whatsapp kami di +6281280480019 dan kita bisa diskusikan bersama solusi apa yang sesuai untuk kebutuhan Anda.
Metode Untuk Klasfikasi Beban pada Laporan Laba Rugi berdasarkan PSAK 1

PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan menjelaskan bahwa klasifikasi beban pada Laporan Laba Rugi terbagi menjadi 2 metode, yaitu:

  1. Klasifikasi beban berdasarkan sifat
  2. Klasifikasi beban berdasarkan fungsi

Dari penjelasan di atas, pasti akan timbul pertanyaan, “Bagaimana kita dapat menentukan harus menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsi?”

PSAK 1 paragraf 99 mempersilahkan entitas untuk memilih sendiri klasifikasi beban mana yang cocok bagi entitas, selama klasifikasi tersebut dapat menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan. Untuk dapat menentukannya, simak penjelasan di bawah ini!

  1. Klasifikasi Beban berdasarkan Sifat

Berdasarkan paragraf 102 dalam metode “sifat beban”, Entitas menggabungkan beban dalam laba rugi berdasarkan sifatnya (sebagai contoh, depresiasi, pembelian bahan baku, biaya transportasi, imbalan kerja dan biaya iklan), seperti contoh pada gambar di bawah.

Klasifikasi berdasarkan sifat memberikan informasi atas beban yang dikeluarkan terkait pencapaian aktivitas bisnis Entitas, seperti biaya material (bahan baku), beban pegawai (imbalan kerja), beban peralatan (depresiasi) atau beban aset tidak berwujud (amortisasi), tanpa referensi bagaimana beban tersebut dialokasikan ke dalam fungsi-fungsi dalam bisnis.


Metode ini berguna bagi pengguna laporan keuangan untuk memprediksi arus kas di masa depan, hanya dengan melihat muka Laporan Laba Rugi, sehingga tidak diwajibkan untuk mengungkapkan informasi tambahan dalam laporan keuangan.


Jika dilihat berdasarkan sektor, metode ini umumnya digunakan oleh entitas jasa. Metode pengungkapan ini biasanya digunakan dalam Laporan Laba Rugi single-step pada entitas kecil dimana metode ini relatif lebih praktis dan mudah untuk diimplementasikan. Namun, bagi entitas besar, metode ini mungkin akan menjadi tidak praktis karena beban yang lebih bervariasi.

2. Klasifikasi Beban berdasarkan Fungsi

Berdasarkan paragraf 103 dalam metode “fungsi beban”, entitas mengklasifikasikan beban sesuai dengan fungsinya sebagai bagian dari biaya penjualan atau, sebagai contoh, biaya aktivitas distribusi atau administratif. Sekurang-kurangnya entitas harus mengungkapkan biaya penjualan secara tersendiri, terpisah dari beban lainnya, seperti contoh pada gambar di bawah ini.

Satu garis fungisonal beban dapat terdiri dari berbagai macam variasi beban, misalnya biaya penjualan mungkin mengombinasikan biaya bahan baku dan biaya pegawai. Pengklasifikasian setiap beban ke dalam satu fungsi beban mensyaratkan pertimbagan yang matang dari manajemen.

Metode ini juga mewajibkan pengungkapan tambahan tentang sifat beban. Berdasarkan paragraph 105, hal ini disebabkan karena pengungkapan berdasarkan sifat beban dapat bermanfaat dalam memprediksi arus kas masa depan, maka pengklasifikasian berdasarkan fungsi harus menambahkan pengungkapan tersebut untuk dapat memiliki nilai prediktif.

Pada akhirnya, pengklasifikasian beban berdasarkan fungsi pada Laporan Laba Rugi juga akan mengungkapkan pengklasifikasian beban berdasarkan sifat pada catatan atas laporan keuangan. Dengan pengungkapan yang lebih lengkap, metode ini menjadi lebih relevan bagi pengguna.

Berdasarkan ketentuan OJK VIII.G.7 mengenai Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, Laporan Laba Rugi harus disajikan secara fungsional, namun dapat menggunakan metode sifat untuk industri tertentu.

Untuk dapat memilih antara kedua metode klasifikasi di atas, Anda diharuskan untuk memiliki analisis berdasarkan faktor historis dan industri serta sifat entitas, karena setiap metode penyajian memiliki manfaat untuk jenis entitas yang berbeda.

Perubahan Metode Penyajian Laporan Keuangan

Penyajian laporan keuangan diharuskan untuk konsisten, baik dalam penyajian maupuan pengklasifikasian pos-pos. Namun, tidak menutup kemungkinan bagi entitas untuk melakukan perubahan.

Berdasarkan paragraf 45, penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode dilakukan secara konsisten, kecuali:

  1. Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadapt sifat operasi entitas atau kajian ulang atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi dalam PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan; atau
  2. Perubahan tersebut disyaratkan oleh suatu PSAK.

Perubahan metode penyajian dan klasifikasi tidak semerta-merta dapat dilakukan. Atas perubahan tersebut harus ada dasar yang kuat berdasarkan hasil kajian manajemen. Satu-satunya tujuan dari perubahan tersebut adalah untuk menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan bagi pengguna.

Bagi entitas yang melakukan perubahan dalam penyajian laporan keuangan, berdasarkan paragraph 41 dan 42, enititas harus mereklasifikasi jumlah komparatif kecuali reklasifikasi tersebut tidak praktis untuk dilakukan.

Dalam beberapa keadaan, reklasifikasi informasi komparatif memang tidak praktis dilakukan. Sebagai contoh, entitas mungkin belum mengumpulkan data dalam periode sebelumnya yang memungkinkan untuk melakukan reklasifikasi, dan mungkin tidak praktis untuk menyusun kembali informasi tersebut.

Jika entitas mereklasifikasi jumlah komparatif, maka entitas mengungkapkan:

  1. Sifat reklasifikasi;
  2. Jumlah setiap pos atau kelas pos yang direklasifikasi; dan
  3. Alasan reklasifikasi.

Jika reklasifikasi jumlah komparatif tidak praktis untuk dilakukan, maka entitas mengungkapkan:

  1. Alasan tidak mereklasifikasi jumlah tersebut, dan
  2. Sifat penyesuaian yang seharusnya dilakukan jika jumlah tersebut direklasifikasi.

Sumber:

Ikatan Akuntan Indonesia. (2021). Standar Akuntansi Keuangan – PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan.

Durant, Denise. (2017). Analysis of expenses by function and by nature. [Online]. Available at: https://www.ifrs.org/content/dam/ifrs/meetings/2017/september/iasb/pfs/ap21b-primary-financial-statements.pdf

Otoritas Jasa Keuangan. (2012). VIII.G.7 Pedoman Penyajian Laporan Keuangan.

Ketahui Kemajuan Seluruh Proyek Anda Dengan Modul Project Performance

Jika Anda seorang manajer proyek, Anda tentu membutuhkan sebuah informasi yang dapat berguna bagi keputusan Anda, baik itu gambaran kemajuanmaupun finansial, bukan hanya serangkaian data atau daftar proyek pada entry level. Anda dituntut untuk selalu mengetahui status kemajuan setiap proyek dan pencapaiannya terhadap milestone yang telah ditetapkan.

Apakah proyek berjalan tepat waktu? Apakah biaya yang dikeluarkan sesuai anggaran? Apakah keuntungan yang dihasilkan sesuai dengan yang diestimasikan? Apakah proyek menggunakan sumber daya secara dan efisien? Jika tidak sesuai, berapa persentase variansinya?

Sudahkah Anda mendapatkan jawaban atas pertanyaan di atas? Sudahkah Anda mendapatkan jawaban tersebut dengan mudah dan instan?

Jika belum, Wallpost membawa solusi bagi permasalahan Anda. Dengan modul Project Performace, Anda dapat melihat summary seluruh proyek yang ada pada Perusahaan Anda yang terintegrasi dengan modul Customer Relationship Management (CRM) dan timesheet dimana summary tersebut akan memberikan suatu insight atas status kemajuan proyek yang Anda tangani.

Berikut contoh tampilan summary yang disajikan:

Lebih dari sekedar summary, Anda dapat menelusuri lebih dalam nilaiyang disajikan dengan meng-klik setiap item pada summary.

1. Staff Utilization Hours

Staff Utilization Hours adalah kolom yang menyajikan hubungan antara total jam kerja yang dapat ditagihkan (billable)dan jam kerja yang tersedia untuk mengetahui tingkat produktivitas karyawan dalam memanfaatkan jam kerjanya. Disajikan dalam bentuk total jam kerja serta persentase utilisasi.

Faktor keberhasilan proyek yang dapat dinilai dari summary ini adalah tingkat efisiensi pemafaatan sumber daya. Jika digabungkan dengan analisis output yang dihasilkan secara nyata, Anda juga dapat menilai efektivitas pekerjaan karyawan Anda.

Untuk melihat rincian jam kerja tiap pegawai, silakan klik “billable” atau “non billable” seperti gambar di bawah ini. Anda juga dapat menyetel waktu sesuai yang Anda inginkan pada kolom filter.

2. Project Profitability

Project Profitability menyajikan gambaran finansial atas proyek Perusahaan Anda. Summary ini berpatokan pada anggaran biaya untuk menyajikan berapa banyak proyek yang dapat menghasilkan keuntungan, jika dibandingkan dengan biaya yang harus ditanggungnya. Apakah proyek telah menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan? Akan dijawab pada summary ini. Dengan Project Profitability, Anda dapat melihat secara umum apakah proyek Perusahaan Anda berhasil melakukan efisiensi biaya dan apakah proyek Perusahaan Anda telah mencetak laba secara efektif.

  • With Loss: Proyek yang pendapatan aktualnya lebih kecil daripada biaya aktualnya.
  • With Profit: Proyek yang pendapatan aktualnya lebih besar daripada biaya aktualnya.
  • Budgeted: Total biaya yang dianggarkan untuk seluruh proyek.
  • Actual: Total biaya aktual yang dikeluarkan untuk seluruh proyek.

Dengan meng-klik salah satu dari 4 item di atas, Anda akan diarahkan kepada rincian dari angka yang ditampilkan pada summary. Rincian tersebut akan ditampilkan seperti gambar di bawah ini:

  1. Pada nomor 1, Anda dapat melihat rincian biaya, pendapatan, keuntungan, dan variansi proyek dalam bentuk jumlah.
  2. Pada nomor 2, Anda dapat memilih untuk melihat proyek yang melebihi target keuntungan atau yang mengalami kerugian atau keduanya.
  3. Pada nomor 3, Anda dapat mem-filter rincian berdasarkan klien yang Anda inginkan.

3. Profit Variance

Profit Variance merupakan summary lanjutan dari proyek ”With Profit” pada Project Profitability, dimana Profit Variance akan menyediakan informasi berapa besarnya variankeuntungan aktual dibandingkan dengan target keuntungan yang ditetapkan Perusahaan. Anda dapat mengetahui efektivitas pencapaian target Perusahaan Anda telah berjalan dengan baik (mencapai target/melebihi target) atau tidak (tidak mencapai target).

  • Extra Profit: Jumlah keuntungan lebih yang didapatkan Perusahaan (keuntungan aktual > target keuntungan).
  • Lost Profit: Jumlah keuntungan yang hilang atau tidak berhasil didapatkan Perusahaan (keuntungan aktuan < target keuntungan).
  • Extra Profit Project: Banyaknya proyek yang memiliki “Extra Profit”.
  • Lost Profit Project: Banyaknya proyek yang mengalami “Lost Profit”.

Pada dasarnya, seluruh proyek yang ditampilkan pada Profit Variance merupakan proyek yang telah mencetak keuntungan, karena pendapatannya telah dapat menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan. Keuntungan yang hilang (Lost Profit) yang dimaksud pada summary ini adalah jumlah keuntungan yang tidak bisa didapatkan untuk dapat memenuhi target, dengan kata lain margin belum bisa 100% didapatkan.

Sebagai contoh, sebuah proyek memiliki biaya sebesar Rp500.000 dan menghasilkan pendapatan sebesar Rp700.000. Keuntungan yang ditargetkan atas proyek tersebut adalah Rp300.000. Bagaimana penyajiannya dalam summary?

Pada Project Profitability, proyek akan dikategorikan sebagai proyek “With Profit” atau menguntungkan karena pendapatannya dapat menutupi biayanya. Namun, dalam Profit Variance, proyek akan dikategorikan ke dalam “Lost Profit” karena keuntungannya hanya Rp200.000, tidak mencapai target keuntungan sebesar Rp300.000. Namun, pada dasarnya proyek tersebut tetap menguntungkan, hanya saja tidak sepenuhnya sesuai target.

Jika Anda meng-klik salah satu dari 4 item di atas, Anda akan diarahkan kepada rincian biaya, pendapatan, keuntungan, dan variance dari angka yang ditampilkan pada summary, seperti gambar di bawah:

Pada Project Variance, Anda dapat mem-filter proyek berdasarkan Negative Projects atau Positive Projects atau keduanya. Negative Projects merupakan rincian dari proyek yang tidak mencapai target keuntungan (Lost Profit), sedangkan Positive Projects merupakan rincian dari proyek yang melebihi target keuntungan (Extra Profit).

Sebagai contoh, target keuntungan adalah Rp500.000 dan keuntungan aktualnya adalah Rp450.000. Maka, varian negatifnya adalah Rp50.000 (Rp500.000-Rp450.000), dan proyek akan dikategorikan sebagai Negative Projects.

4. Contracts

Contracts menyajikan summary atas status seluruh proyek dalam bentuk satuan. Berapa banyak proyek yang tertunda, dalam proses, dibatalkan, dan selesai.

Anda juga dapat melihat rincian proyek di atas dengan meng-klik salah satu dari 4 item di atas dan Anda akan diarahkan pada rincian seperti gambar di bawah:

Anda dapat melihat kode proyek, klien, deskripsi proyek, tanggal mulai proyek, manajer proyek yang bertanggung jawab, serta kemajuan dari proyek tersebut. Dengan informasi ini, Anda dapat lebih mudah menindaklanjuti proyek yang tertunda atau yang Anda nilai kurang efektif kepada manajer proyek yang bertanggung jawab dengan data yang disajikan.

Tidak hanya itu, Anda juga dapat mengubah rincian anggaran dan statusproyek sesuai kebutuhan Anda dengan meng-klik tombol pada kolom action tanpa Anda perlu masuk ke modul CRM.

Jika Anda akan mengubah detail proyek, silakan klik View/Edit, maka akan muncul tampilan di bawah ini, lalu klik Amend untuk memperbaharui atau klik Update Status untuk merubah status menjadi In Progress/On Hold/Cancelled/Complete.

Amend

Update Status

Dengan berlangganan modul Project Performace, Anda tidak perlu membuka modul CRM dan timesheet secara bergantian untuk mengetahui status proyek dan produktivitas karyawan Anda. Cukup dengan melihat summary pada modul ini, Anda akan mendapatkan gambaran proyek Perusahaan Anda secara keseluruhan.

Tertarik untuk mencoba aplikasi ini? silahkan hubungi kami via e-mail marketing@kaptnn.com atau whatsapp kami di +6281280480019 dan kita bisa diskusikan bersama solusi apa yang sesuai untuk kebutuhan Anda.

*Ilustrasi di atas tidak memiliki keterkaitan dengan Seseorang, Instansi atau Perusahaan manapun dan tidak mencerminkan kondisi sesungguhnya selain untuk tujuan ilustrasi.

Dashboard Informasi Keuangan

Sebagai bagian dari manajemen sebuah Perusahaan, seringkali kita menemukan kesulitan dalam memperoleh dan mengolah informasi mengenai posisi keuangan Perusahaan. Penyajian informasi keuangan yang masih dilakukan secara manual memaksa kita mengeluarkan waktu lebih banyak untuk dapat memperoleh informasi keuangan Perusahaan. Informasi yang disajikan tidak secara real time juga membuat kita harus lebih bersabar untuk menunggu proses pengolahan informasi keuangan, dan tentu saja hal ini cukup menguras waktu kita. Proses yang panjang tersebut tentu saja kurang efektif dan dapat mempengaruhi pertimbangan serta kualitas keputusan yang kita ambil untuk kelangsungan hidup Perusahaan.

Wallpost hadir dengan fitur Finance Modul yang dapat membantu Anda mengatasi permasalahan mengenai informasi keuangan Perusahaan. Dengan modul keuangan dari Wallpost, Anda dapat mengakses informasi keuangan Perusahaan seperti investasi, pinjaman, penganggaran, tabungan, dan prediksi arus kas ke depannya secara real time kapan saja dan dimana saja tanpa harus menunggu staf Anda mempersiapkan informasi tersebut dari sistem pencatatan akuntansi Anda. Dengan modul keuangan ini, Anda menjadi lebih mudah dalam mendapatkan informasi mengenai status posisi keuangan Perusahaan serta dapat mengelola secara langsung aset, persediaan, penjualan, pembelian, dan laporan keuangan Perusahaan. Hal ini tentu saja akan mempermudah Anda dalam mengambil keputusan dalam menjalankan bisnis Perusahaan Anda.

Anda dapat memiliki gambaran tentang status keuangan perusahaan saat ini di MyPortal. Anda dapat mengklik tab MyPortal dan memilih modul Finance seperti gambar berikut ini:

Setelah memilih modul Finance, Anda akan diarahkan ke beranda modul keuangan seperti gambar di bawah ini.

  1. Anda dapat mengklik kolom Accounts untuk mengakses sub modul lainnya seperti sub modul aset, persediaan, penjualan, atau pembelian
  2. Anda dapat melihat jumlah saldo bank untuk saat ini dengan mengklik kolom Bank
  3. Anda dapat melihat jumlah pelanggan dan pemasok dengan mengklik kolom Customers dan Suppliers untuk membuka halaman pelanggan dan pemasok
  4. Anda dapat melihat jumlah pembayaran kepada karyawan dengan mengklik kolom Employee Payment untuk membuka rincian pembayaran kepada karyawan
  5. Anda dapat melihat neraca keuangan dengan mengklik kolom Balance Sheet
  6. Anda dapat melihat jumlah laba atau rugi, pendapatan, dan pengeluaran lengkap dengan persentase terhadap target yang telah Anda tetapkan
  7. Anda dapat melihat grafik tren penjualan setiap tahun dan dapat melihat perbedaan antara penjualan aktual dan target penjualan
  8. Anda dapat melihat prediksi arus kas ke depan berdasarkan format bulanan melalui tab yang tersedia atau representasi grafis dengan mengklik kolom View in Table
  9. Anda dapat melihat ringkasan umur faktur dan tagihan, piutang dan utang, rasio keuangan, dan yang lainnya. Anda juga dapat melihat jumlah total pendapatan yang dihasilkan dari penjualan dan jumlah total pembelian yang telah dilakukan pada kolom Others.
  10. Anda dapat menambah pelanggan atau pemasok baru dengan mengklik tanda tambah “+”, klik tanda pengaturan untuk mengkonfigurasi modul keuangan, dan klik ikon laporan untuk memeriksa laporan.

Anda dapat melihat ringkasan waktu di beranda modul keuangan, memeriksa statistik faktur dan tagihan, piutang dan utang, rasio keuangan, dan yang lainnya. Anda juga dapat melakukan filter ringkasan berdasarkan waktu seperti gambar di bawah ini:

Dengan fitur-fitur yang tersedia pada Finance Modul dari Wallpost, Anda akan menjadi lebih mudah untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan Perusahaan Anda.

Tertarik untuk mencoba aplikasi ini? silahkan hubungi kami via e-mail marketing@kaptnn.com atau whatsapp kami di +6281280480019 dan kita bisa diskusikan bersama solusi apa yang sesuai untuk kebutuhan Anda.

*Ilustrasi di atas tidak memiliki keterkaitan dengan Seseorang, Instansi atau Perusahaan manapun dan tidak mencerminkan kondisi sesungguhnya selain untuk tujuan ilustrasi.

Perbedaan Antara Fair Value dengan Net Realizable Value

Berikut adalah contoh kasus yang diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jelas atas perbedaan konsep nilai dari nilai wajar dengan nilai realisasi neto.

Sebuah perusahaan tambang emas memiliki persediaan berupa emas. Harga emas saat ini per ton adalah sebesar Rp1 Milyar. Saat ini entitas juga memiliki janji untuk menyerahkan emas tersebut dalam suatu kontrak forward dengan nilai Rp1,2 Milyar.

Dalam konteks kasus dan informasi yang disediakan diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa nilai wajar dari persediaan yang dimiliki perusahaan adalah sebesar Rp1 Milyar, dan nilai realisasi neto dari persediaan tersebut adalah sebesar Rp1, 2 Milyar.

Jika Anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut mengenai penerapan suatu PSAK/IFRS di Perusahaan Anda silahkan menghubungi kami via e-mail di marketing@kaptnn.com atau via whatsapp di +6281280480019.

Pengukuran Persediaan Sesuai Dengan PSAK 14 “Persediaan”

Sesuai dengan PSAK 14 “Persediaan” Par. 09, Persediaan diukur pada mana yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto.

Ini sebenarnya adalah pengujuan penurunan nilai secara implisit yang diatur dalam PSAK 14, sehingga dengan demikian Persediaan dikecualikan dari ruang lingkup penurunan nilai pada PSAK 48 “Penurunan Nilai Aset”.

Untuk dapat menentukan mana yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto kita perlu pahami terlebih dahulu apa saja komponen pembentuk dari kedua variabel tersebut.

Biaya perolehan meliputi:

  • Biaya pembelian, termasuk pajak yang tidak terpulihkan, biaya pengurusan dan transportasi;
  • Setelah dikurangi diskon dagang, rabat dan item serupa lain;
  • Biaya konversi;
  • Biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.

Contoh biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai beban dalam periode terjadinya adalah:

  • Jumlah yang tidak normal atas pemoorosan bahan, tenaga kerja atau biaya produksi lainnya;
  • Biaya penyimpanan;
  • Overhead administrasi yang tidak memberikan kontribusi untuk membuat persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini; dan
  • biaya penjualan

Sedangkan nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaiaan dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.

Contoh Kasus:

PT Sparepart adalah Perusahaan yang menyediakan suku cadang untuk produsen otomotif ternama di Indonesia. Pada akhir tahun buku diketahui bahwa nilai persediaan yang dimiliki oleh PT Sparepart bernilai Rp1 Miliar.

Namun kemudian pada bulan Januari tahun berikutnya produsen otomotf menyampaikan bahwa akan ada perubahan model mobil kepada publik, informasi yang sama telah disampaikan sebelumnya kepada pimpinan PT Sparepart sebelum akhir tahun buku. Perubahan model ini menyebabkan persediaan yang dimiliki oleh PT Sparepart menjadi usang (karena sparepart tidak dapat digunakan pada model yang baru), sehingga diestimasi bahwa nilai realisasi neto persediaan PT Sparepart pada akhir tahun hanya bernilai Rp850 Juta.

Terkait dengan hal ini, maka jurnal akuntansi yang perlu dibukukan oleh PT Sparepart pada akhir tahun adalah:

Dr. Biaya Penurunan Nilai Persediaan Rp150Jt

Cr. Penurunan Nilai NRV Persediaan Rp150Jt

Demikian penjelasan dan ilustrasi kasus untuk penerapan prinsip penilaian atas Persediaan sesuai dengan PSAK 14.

Jika Anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut mengenai penerapan suatu PSAK/IFRS di Perusahaan Anda silahkan menghubungi kami via e-mail di marketing@kaptnn.com atau via whatsapp di +628118888518.

Penyajian Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Laporan posisi keuangan/ Neraca adalah komponen pertama dari suatu Laporan Keuangan lengkap berdasarkan pada PSAK 1 “Penyajian Laporan Keuangan”.

Sesuai dengan PSAK 1, suatu laporan posisi keuangan harus disajikan dengan cara menyajikan secara terpisah komponen yang lancar dengan yang tidak lancar; atau menyajikan komponen tersebut berdasarkan pada urutan likuiditasnya.

Berikut adalah komponen laporan posisi keuangan yang disajikan sebagai aset lancar, namun tidak terbatas pada:

  • Kas/ Kas dan Bank/ Kas dan Setara Kas;
  • Aset yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan, atau diharapkan untuk direalisasikan dalam waktu 12 bulan;
  • Aset yang diharapkan untuk direalisasikan atau diharapkan untuk dijual atau digunakan dalam siklus operasi normal Perusahaan.

Berikut adalah komponen laporan posisi keuangan yang disajikan sebagai liabilitas lancar, namun tidak terbatas pada:

  • Liabilitas yang diharapkan untuk diselesaikan dalam siklus operasi normal Perusahaan;
  • Liabilitas yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan;
  • Liabilitas yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan; atau
  • Liabilitas yang dimana Perusahaan tidak memiliki hak untuk menunda penyelesaian liabilitas setidaknya untuk 12 bulan kedepan.

Selain itu terdapat beberapa informasi yang harus disajikan dalam bagian muka dari laporan posisi keuangan sebagaimana tertulis dalam PSAK 1 Par. 54 diantaranya:

  • Aset tetap;
  • Properti Investasi;
  • Aset takberwujud;
  • Aset keuangan;
  • Investasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;
  • Aset biologis dalam ruang lingkup PSAK 69: Agrikultur;
  • Persediaan;
  • Piutang usaha dan piutang lain;
  • Kas dan setara kas;
  • Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dikuasai untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan;
  • Utang usaha dan utang lain;
  • Provisi;
  • Liabilitas keuangan;
  • Liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46: Pajak Penghasilan;
  • Liabilitas dan aset pajak tangguhan;
  • Liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;
  • Kepentingan nonpengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan
  • Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Komponen Laporan Keuangan Lengkap

Seringkali kita menemukan masih adanya kesalahpahaman mengenai definisi laporan keuangan antara mereka yang miliki latar belakang pendidikan ekonomi dan selain daripada itu.

Kesalahan umum yang paling sering terjadi adalah ketika membahas mengenai laporan keuangan, sebagian besar orang masih merefer hal tersebut secara sempit pada laporan laba rugi, sederhananya karena memang ini yang menjadi titik perhatian utama dari pemilik perusahaan.

Namun demikian menurut PSAK 1 “Penyajian Laporan Keuangan” yang dimaksud dengan suatu laporan keuangan lengkap berdasarkan pada PSAK 1 Par. 10 itu harus memiliki komponen-komponen berikut:

  1. Laporan Posisi Keuangan pada akhir periode;
  2. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lain selama periode;
  3. Laporan Perubahan Ekuitas selama periode;
  4. Laporan Arus Kas selama periode;
  5. Catatan Atas Laporan Keuangan, berisi kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lain;
  6. Informasi komparatif mengenai periode terdekat sebelumnya; dan
  7. Laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

Sehingga dengan merujuk pada standar akuntansi keuangan yang berlaku sekarang kita menjadi memiliki persepsi yang sama tentang apa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan lengkap.

Sebagai catatan, suatu software akuntansi ataupun ERP belum dapat menyajikan laporan keuangan lengkap secara utuh, jika memang sistem tersebut cukup baik mereka baru mampu menyajikan komponen 1 – 4 dari 7 komponen diatas secara langsung dari sistem.

Jika Anda membutuhkan penyusunan laporan keuangan lengkap yang sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau IFRS silahkan menghubungi kami via e-mail di marketing@kaptnn.com atau whatsapp kami di +6281280480019.